GenPI.co Ntb - Kepala Bappeda Provinsi NTB Iswandi beserta rombongan bertemu dengan jajaran Sekda Lombok Utara (Lotara) Anding Duwi Cahyadi.
Sekda Lotara mengapresiasi kedatangan Bappeda Provinsi NTB untuk membahas sinergisitas antara instansi Bappeda selaku penyusun rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Tahun 2023.
Berdasarkan data BPS ekonomi Lotara Tahun 2020 tumbuh negatif atau minus 7,4 persen.
Terdampak berat adalah sektor akomodasi, kuliner atau aktivitas pariwisata yang minus hingga 48 persen.
“Dampak kesehatan dan ekonomi harus ditangani secara parallel agar dapat meminimalisir dampak angka kemiskinan, data BPS periode September 2021 mengalami peningkatan,” katanya dilansir dari Antara.
Disebutkan penduduk miskin di Lotara meningkat di kisaran 1.840 jiwa, posisi meningkat 0,05 persen menjadi 27,04 persen dari tahun 2020 pada posisi 26,9 persen.
“Pandemi turut memberi dampak pada peningkatan kemiskinan,” imbuhnya.
Di sisi lain, akibat dari pandemi terjadi penurunan pendapatan asli daerah dan penurunan pendapatan transfer dari pemerintah pusat.
APBD Kabupaten Lotara pada 2020 mencapai 1,2 Triliun, kemudian minus Rp 215 Miliar di Tahun 2021 menjadi Rp 900 Miliar, dan pada 2022 turun lagi menjadi Rp 897 Miliar.
“Membangkitkan ekonomi paska gempa 2018 kemudian covid adalah menjadi perhatian. Perhatian provinsi pada daerah ini kami harapkan,” ucapnya.
Usulan dari Kabupaten Lotara yang perlu diatensi oleh provinsi untuk Tahun 2023 antara lain, pembangunan jalan lingkar utara.
Pembangunan instalasi pengolahan air, peningkatan stabilitas jalur Pusuk-Pemenang.
Pembangunan Puskesmas di Gili Trawangan, dan stimulant bagi pelaku UMKM.
Kepala Bappeda Iswandi dalam pemaparannya menjampaikan sejumlah agenda pembangunan di NTB, khususnya di Kabupaten Lotara.
Termasuk diantaranya pengembangan tiga gili ke depan.(*)