GenPI.co Ntb - Dinas Kesehatan Lombok Tengah, mencatat angka kasus kematian ibu dan anak saat ini masih tinggi.
Hal ini lantaran kurang maksimalnya pelayanan, akibat banyak puskesmas pembantu (pustu) dan polindes kondisinya memperihatinkan dari segi fisik.
Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah Suardi mengaku, pihaknya terus berupaya menekan angka kematian ibu dan anak.
Namun, secara signifikan tetap tidak bisa menurun, sehingga pihaknya berharap penanganan dilakukan terpadu.
"Artinya, tidak dibebankan kepada pihaknya saja melainkan semua pihak," katanya kepada GenPI.co NTB, Sabtu (19/2/2022).
Dia menambahkan, akhir tahun lalu angka kematian ibu dan anak mencapai 22 kasus.
"Sekarang sudah mulai intervensi agar kasus kematian ibu dan anak bisa menurun," ujarnya.
Bentuk intervensi ini, sudah mulai dilakukan dari pembenahan tenaga kesehatan hingga polindes.
Dia mengaku, banyak polindes rusak berat dan tidak ada tenaga kesehatan yang tinggal di sana.
Menurut dia, akibat tidak adanya nakes yang menempati polindes lantaran kondisi yang rusak membuat tidak adanya pelayanan.
Pembenahan polindes sudah harus mulai dilakukan, agar keberadaannya baik dan petugas kesehatan juga bisa merasa nyaman menempati.
Dia menilai, dengan begitu otomatis kapanpun masyarakat mencari maka bisa bertemu dengan petugas kesehatan.
"Kalau polindes tidak ditempati, terus ada orang yang mau melahirkan tentu menjadi kendala juga," jelasnya.
Sebenarnya, polindes ini pembenahannya merupakan tanggung jawab desa, sedangkan dari Dinas Kesehatan hanya memenuhi tenaga kesehatan.
Suardi mengaku, sudah berusaha melakukan komunikasi dengan beberapa kepala desa untuk menyelesaikan persoalan ini.
Namun, dari desa juga ada kendala aturan yang membuat mereka juga tidak bisa membangun polindes.
“Kami sudah komunikasi dengan Bappeda dan sudah ada rencana pembenahan untuk pustu," akunya.(*)