GenPI.co Ntb - Siapa sangka, di balik kesuksesan Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri tersimpan kisah pilu di setiap perjuangan hidupnya.
Pathul menceritakan dirinya, yang seorang anak petani dan dari keluarga yang kurang berada.
Meski bapaknya waktu itu kepala dusun, namun keluarganya masih kesulitan untuk sekadar makan.
Untuk makan, dia harus mencari ubi jalar sampai jarinya terpotong terkena cangkul.
"Saya juga pernah menjadi kernet dan kuli," katanya kepada GenPI.co NTB, Jumat (4/2/2022).
Perjuangan hidup orang nomor satu, di Lombok Tengah itu patut menjadi motivasi semua orang.
Pathul mengaku, meski kehidupan yang serba kekurangan saat itu, namun keinginan menjadi pemimpin sudah ada sejak kecil.
"Niatnya itulah yang membuat dirinya semakin keras berjuang," ujarnya.
Ketua DPD Gerindra NTB itu, mulai terjun ke dunia politik sejak mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Lombok Tengah.
Saat itu, dia sempat mendapatkan suara banyak, tetapi sayang karena sistem nomor urut mengharuskan dirinya kandas menjadi anggota DPRD.
"Saya harus merelakan ke calon nomor urut 1 yang jauh lebih sedikit suaranya," ujarnya.
Di pemilihan legislatif (Pileg) selanjutnya, tidak pakai nomor urut, dia lolos menjadi anggota DPRD.
Hebatnya, Pathul langsung duduk menjadi pimpinan dewan waktu itu.
Satu periode menjadi anggota DPRD, dirinya maju menjadi calon anggota DPRD Provinsi NTB nomor urut 2 melalui Partai Gerindra.
"Alhamdulillah saya mengalahkan calon nomor urut 1. Saya melenggang menjadi anggota DPRD NTB dan menjadi pimpinan Komisi IV waktu itu," terangnya.
Selanjutnya, 7 bulan menjadi anggota DPRD NTB, dirinya harus melepas status anggota DPRD NTB karena maju menjadi calon Wakil Bupati berpasangan dengan M Suhaili dan sukses.
Kemudian, dia kembali maju menjadi calon bupati dan berhasil.
Demikian diceritakan, perjalanan masa kecil dan perjalanan karir politiknya kepada Praja IPDN Kampus NTB.
Dia berharap, perjalanan hidupnya dapat menjadi motivasi dan semangat Praja.
Ditekankan, bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
Pathul juga, mengingatkan untuk tidak malu dengan keadaan.(*)