GenPI.co Ntb - Santri Ponpes Islahuddiny menggelar pengajian haul ayahanda Bendum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Mardani H Maming.
Haul keenam H Maming bin Rahing ini diisi khataman Alquran dan tahlil.
Pengasuh Ponpes Islahuddiny H Sulhan Muchlis mengatakan, ketiga seseorang telah meninggal, maka terputuslah segala amalnya.
“Kecuali tiga perkara yang akan tetap mengalir,” katanya, Senin (17/1).
Pria yang akrab disapa Gus Sulhan ini mengatakan, doa anak saleh, amal jariyah, dan ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir meski orang tersebut meninggal.
“Haul ini bagian dari doa anak yang saleh,” sambungnya.
Dikatakan, antara Ponpes Islahuddiny memiliki hubungan yang erat dengan Bendum PBNU H Mardani H Maming, beberapa waktu lalu saat datang ke NTB Ketua HIPMI itu menyempatkan silaturahmi ke ponpes.
“Jadi, kami di pondok ini memiliki ikatan erat, ingin juga mengirimkan doa kepada almarhum ayahanda beliau,” lanjutnya.
Lebih lanjut, kepada para santri dia pun menyinggung sosok H Mardani H Maming, pengusaha asal Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Anak muda yang kini memimpin pengusa-pengusaha muda seluruh Indonesia.
Sekarang dipercaya juga untuk berkhidmat menjadi bendahara Ormas Islam terbesar di Indonesia.
“Beliau panutan. Kita harus banyak belajar dari perjalanan Bapak Haji Mardani,” ungkapnya.
Gus Sulhan yakin, spirit dari perjalanan H Mardani H Maming dapat menjadi contoh bagi santri.
Tak hanya pandai mengaji, namun juga sanggup berkecimpung memberikan kontribusi bagi umat lewat pemberdayaan ekonomi.
Pada acara ini, hadir pula Ketua Hipmi NTB Putu Dedy Saputra bersama sejumlah koleganya.(*)