GenPI.co Ntb - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis perdagangan di NTB hingga November 2021, mengalami surplus hingga US$934,69 juta.
Hal ini ditopang kinerja ekspor yang lebih tinggi dibanding impor dari Januari-November 2021.
Perdagangan NTB, hanya anjlok pada Februari 2021 karena tidak adanya aktivitas ekspor.
Kepala BPS NTB Wahyudin menjelaskan, perdagangan masih didominasi ekspor tambang non migas ke negara China dan India.
Ekspor tambang setiap bulan, tercatat di atas 95 persen dari keseluruhan nilai ekspor.
"November nilai ekspornya US$112 juta atau 97,7 persen dari seluruh nilai ekspor," jelasnya dikutip dari rilis zoom di laman BPS, Jumat (7/1/2022).
Sementara komoditas non tambang yang diekspor, nilainya kurang dari 5 persen dibanding ekspor komoditas tambang.
"Ekspor komoditas non tambang November nilainya di bawah US$1 juta per komoditas," ujarnya.
Ekspor non tambang itu, seperti buah-buahan nilai US$282.947, perhiasan US$273.296, daging dan ikan olahan US$115.540.
Kemudian Jerami atau bahan anyaman US$79.392, serta produk hewani US$73.601.
Untuk impor, NTB didominasi komoditas karet dan barang karet, kendaraan dan bagian kendaraan atau spare part.
Kemudian mesin, pesawat mekanik, bahan bakar mineral, perangkat optik, dan bahan peledak.
Impor komoditas ini, berasal dari Jepang, Amerika Serikat, Filipina, dan Polandia.
Nilai impor, pada November US$10,48 juta, naik dibanding Oktober US$8,4 juta.
"Karet diimpor dari Jepang, mesin dan peralatan listrik dari Amerika Serikat," katanya.(*)