GenPI.co Ntb - NTB Ketua Lembaga Bantuan Hukum (Lebah) Nahdlatul Wathan Muhammad Ikhwan menilai, masih banyak hal yang patut dibahas saat pengajian.
“Pilihan diksi ceramahnya ini tak etis,” katanya, Senin (3/1) kepada GenPI.co NTB.
Ikhwan mengungkapkan, masih begitu banyak urusan keumatan yang dapat dibahas.
Dengan membahas mengenai makam-makam leluhur di Pulau Lombok, ini memunculkan resistensi di tengah umat.
Pasalnya, makam yang disebutkan oleh Mizan Qudsiyah itu menjadi salah satu tempat sakral.
“Dalam klarifikasinya itu memang mengatakan tak bermaksud menghina atau apa. Ya, nanti aparat saja yang memutuskan,” sambungnya.
Pria ramah ini menyebut, demo yang dilakukan oleh elemen adat maupun Ormas Islam ini karena apa yang disampaikan dalam ceramah sudah mengganggu perasaan.
“Tempat-tempat itu selama ini diistimewakan jadi jangan seenaknya dibicarakan macam-macam,” imbuhnya.
Sebelumnya, melalui klarifikasi virtual Mizan Qudsiah mengatakan, terjadi pemotongan video pengajian pada Tahun 2020 saat menyebutkan ziarah ke kuburan.
“Ada salah satu makam yang namanya aneh, itu yang dipotong. Ini membuat fitnah dan kerancuan,” katanya.
Dia menyebut, penyebutan makam tersebut menukil dari keterangan TGH Mahsun Belencong. Tak ada niat untuk menghina.
“Gara-gara potongan video ini membuat orang resah. Karena dianggap menjelekkan, mudah-mudahan yang saya sampaikan dimaklumi,” sambungnya.(*)