PMI Ilegal Bertaruh Nyawa untuk Sampai di Malaysia

25 Desember 2021 08:00

GenPI.co Ntb - Kasus meninggalnya tiga pekerja migran ilegal di Lombok Tengah (Loteng) menjadi pelajaran warga yang ingin mencari pekerjaan.

Satu di antara mantan PMI ilegal, inisial AB dari Loteng bercerita bagaimana dia bertaruh nyawa sampai ke Malaysia.

Memilih jalur ilegal, karena proses keberangkatan menuju Malaysia lebih cepat dibanding dengan jalur resmi.

Selain itu juga, mereka tergiur gaji yang diterima PMI ilegal cukup besar.

Sementara PMI jalur resmi, gajinya dipotong untuk membayar pajak setiap bulan untuk perpanjangan dokumen.

Sehingga para PMI yang berangkat jalur resmi, terkadang memilih menjadi PMI ilegal dengan kabur mencari kerja lain.

Dia berangkat dari Lombok menggunakan pesawat menuju Batam.

Selanjutnya, di sana ada tekong (agen perorangan Malaysia) yang menunggu sesuai petunjuk dari temannya di Malaysia.

Kemudian dia dan PMI lainnya menggunakan kapal laut, pada malam hari menuju perairan Malaysia.

"Diangkut menggunakan kapal laut melalui jalur tikus pada malam hari sekitar pukul 03.00 Wita," katanya.

Parahnya, dia bersama PMI lainnya diturunkan jauh dari bibir pantai.

Mereka harus berenang menuju pinggir pantai melewati rawa sambil membawa pakaian di atas kepala supaya tidak basah.

Selanjutnya, berjalan kaki melewati perkebunan menuju tempat yang disediakan di perkampungan.

"Ketika sampai di Malaysia ada yang menunggu sebagai penunjuk arah ke tempat penampungan," katanya.

Dirinya menggunakan jalur ilegal itu, karena proses lebih cepat dan gaji besar.

Dalam sebulan bisa mendapatkan gaji Rp7 juta.Sedangkan gaji PMI jalur resmi itu Rp3,5 juta.

"Tapi itu dia, taruhan nyawa, kalau bisa berenang bisa sampai, kalau tidak akan tenggelam," ujarnya.

Dia pun mengaku sudah tidak berani lagi menggunakan jalur ilegal. Lebih baik gaji sedikit, dari pada risiko besar harus dihadapi.

Pengirim PMI ilegal ini memiliki jaringan khusus, kebanyakan menggunakan jalur yang telah lama bekerja.(ant/*)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB